Wednesday, October 25, 2006

LAKE TOBA IN IDUL FITRI 1427 H

Selamat hari raya idul fitri!

Mohon maaf lahir & bathin

Hari ini , SELASA 24/10/2006, jutaan umat muslim sedunia merayakan idul fitri yang sudah ke 1427 kalinya, pagi setelah bangun langsung sikat gigi…..suara seorang wanita ( depan rumah/mess ) memanggil my name……bang henry…..4 X… ( jarang dipanggil orang pagi-pagi sekali….)

Ternyata tetangga memberikan kue hari raya…..wahhhh rezeki apa ini…pagi-pagi amat udah ada makanan…..makasih lah ya…..makanan kuterima dan tak lupa memberi salam.

Menuju kantor….danau toba masih saja belum bisa dinikmati… DENGAN MATA…
Ribuan pengunjung yang sudah berhari-hari liburan dikawasan danau toba juga nggak bisa menikmati “ how beautiful the lake toba is “. Kasihan ya mereka jauh-jauh dan bayar mahal tapi nggak bisa nikmati birunya danau toba!
pesan: para wisnu & wisman .....sabar ya....danau toba pasti indah besok, lusa atau minggu depan.

POTENSI WISATA DI BUMI HABONARAN DO BONA - SIMALUNGUN

MELIRIK POTENSI WISATA BERNUANSA AGAMA DI BUMI HABONARON DO BONA – SIMALUNGUN


Bumi Habonaron Do Bona sebutan untuk daerah Simalungun sangat potensial dikembangkan sector Industri Pariwisata bernuansa keagamaan ( Wisata Rohani ). Paket wisata yang bisa ditata apik misalkan saja dirancang paket wisata mengikuti kebaktian di Gereja Kristen Protestan Simalungun tertua dan bersejarah pasti banyak orang tertarik mengikutinya, selain mengikuti kebaktian para tamu diajak mengunjungi makam istri pertama August Theis yang bernama Henriette br Bannier yang wafat pada tanggal 12 Juli 1909 di Pamatang Raya. Para tamu dapat mengetahui bagaimana perjuangan gigih yang dilakukan para missionar asing yang datang jauh-jauh dari benua Eropa. Perjuangan mereka sangat patut kita kenang, hargai dan dilestarikan sebaik mungkin.

Coba renungkan dan ingat!!! Bagaimana perjuangan missionar August Theis memasuki daerah kerajaan Simalungun yang dikenal masih hidup dalam kegelapan. Kita juga bangga , bahwa bumi Simalungun ada dalam peta rencana para missionar eropa tersebut.
Secara kasat mata Pemkab Simalungun tinggal invest di dunia pariwisata, kalau mau. Karena bila dikembangkan wisata bernuansa agama ribuan warga Simalungun tidak menghabiskan koceknya ke Tapanuli Utara untuk melihat / berziarah ke Salib Kasih.
Oleh karena itu mau tidak mau, kita orang Simalungun kalau mau pariwisata hidup, harus lebih dulu mengunjungi obyek wisata milik kita sendiri, kurang enak rasanya ketika mendengar guru- guru di Simalungun membawa siswa/I nya bolak-balik pergi ke Salib Kasih ( Tapanuli Utara ), dan tak ketinggalan para pemuda-pemudi gereja , ini lagi trend saat ini , sementara ke Haranggaol atau ke Tigaras ( Start awal missionar memasuki daerah Simalungun ) jarang atau tidak pernah sama sekali di kunjungi.

Mungkin kita harus banyak belajar dari orang Bali yang memiliki seribu pura, karena hasil penelitian dan pantauan penulis tingkat kunjungan orang Bali ke Sumatera khususnya ke Bumi Habonaran Do Bona ini sangatlah minim, ini jadi satu pertanyaan, Kenapa mereka nggak mau datang? Mungkin saja mereka tidak mau berkunjung karena hitung punya hitung rupiah mereka akan tumpah dan mengalir di Simalungun, kalaupun mereka datang ke Sumatera hanya didasari karena ada bisnis atau kerja, itupun kalau mereka mau.

Sekarang, Ayo ke Simalungun!!!!
Disini sudah ada berdiri kokoh “ Salib Putih berukuran besar “ sebagai monumen peringatan bahwasannya disini start awal para missionaris menginjakkan kakinya untuk pertama kali menelusuri harangan ganjang Simalungun sampai ke desa-desa. Namanya TIGARAS, letaknya persis dibibir pantai Danau Toba dan menghadap pulau Samosir.
Akses transportasi ke Tigaras ini, tidaklah sulit mobil roda dua dan empat sudah bisa masuk serta obyek-obyek wisata penunjang disekitar Tigaras sudah banyak, karena sebelum ke Tigaras pun kita bisa singgah sejenak di kaki Dolog Simarjarunjung dan terus menelusuri Sipintuangin, dari Sipintuangin kita beranjak beberapa meter saja sudah bisa menyaksikan hamparan luas Danau Toba , Pulau Tao dan Pulau Samosirnya. Dan Tak Kalah pentingnya disebelah timur Tigaras bisa kita kunjungi Tanjung Unta ( Lihat: Tanjung Unta Nasibmu Kini – Majalah AB beberapa bulan yg lalu ) TJ ini hanya beberapa ratus meter saja dari Tigaras serta tak kalah penting ada dua gua yang memiliki kekayaan batu stalagtit dan stalagnit.
Menjadikan Kabupaten Simalungun menjadi salah satu Obyek Wisata bernuansa Religi memang tidaklah segampang menutup mata didalam air, tapi butuh perhatian semua pihak khususnya pemda setempat, tapi kalau pihak pemerintah tidak mau tahu apakah kita masyarakat yang langsung terlibat tinggal diam???? Saya kira tidak. Kita tidak mau uang kita mengalir ke tempat lain sementara daerah kita masih kekurangan

Friday, October 20, 2006

PARAPAT - SIMALUNGUN - LAKE TOBA MASIH DIPENUHI ASAP

PARAPAT - SIMALUNGUN - LAKE TOBA MASIH DISELIMUTI OLEH ASAP KIRIMAN

AWAK KAPAL KESULITAN UNTUK BERLAYAR

PENGUNJUNG KECEWA NGGAK BISA MELAHAP INDAHNYA DANAU TOBA

TIDAK ADA ANJURAN DARI PIHAK TERKAIT UNTUK MEMAKAI MASKER

SEPERTINYA KEDATANGAN ASAP TERSEBUT TIDAK MEMPAN OLEH SK MENHUT YANG MELARANG MEMBAKAR KAWASAN HUTAN

Wednesday, October 18, 2006

ZIARAH KE MAKAM MERTUA & JELAJAH SIMBOLON, SIMARSOLPAH, SIMARSUPPIT MOUNTAIN

Minggu pagi 15/10/2006 , Start dari Bah tonang ke pamela by supra melewati medan jalan yang sungguh banyak rusak....amat rusak

Singgah di siantar urusan business mertua, beli bunga ziarah dan nemani-nya makan mie pansit. Dari siantar menuju sondi raya, sesampai di bah hapal langsung ziarah ( biasa mertu harus menitikkan air mata untuk mengenang sang suaminya ), setelah berdoa bersama langsung kerumah. Diperjalanan bersua dengan oppung yang baru saja pulang dari gereja, kami sama kerumah dan cerita banyak, dan menikmati bolu yang telah dibawa atturang.

Makan siang bersama dengan menu ikan mas arsik goreng dan pecal....wahhhh sodap tumang ( nikmat sekali ), after lunch berbincang-bincang lagi seputar kehidupan keluarga.
sebelum pulang tak lupa bawa sayur dan bawa 2 ekor anjing yang kurus amat, menurut informasi adek dani, anjingnya selalu dipatoki ayam dan kurang gizi.

Pulang meninggalkan bah hapal melewati beberapa rumah warga, diperjalanan sangat mengasyikkan melintasi pertanian, persawahan dan aliran sungai yg jernih , rasanya ingin langsung meminumnya.

Memperhatikan situasi kampung dan masyarakatnya, mereka sungguh bahagia hidup di alam yang dikelilingi hutan alam yang subur...tidak bising.....layaknya hidup dikota.

Ketika menyaksikan begitu indahnya gunung “simarsuppit” dan “simarsolpah” hati sangat terkesan dan bahagia tak terungkapkan, yang mana sungguh besar kuasa Tuhan akan bumi ini. Tuhan memang sayang sama mahluknya sehingga bisa menikmati pemandangan yang menakjubkan. Memang sejak dulu hingga kini simarsolpah sudah terkenal, khusunya bagi para pencinta alam – pendaki gunung. Meskipun medan kesana sangat sulit tapi orang selalu saja berusaha menaklukkannya.

Dikaki bukit simarsolpah, saya dan mertua menyaksikan buah coklat yang ranum dan sawit siap panen sampai dimakanin tupai dan binatang hutan lainnya. Melihat semuanya itu rasanya hutan ini sangat serasi.....tetapi itu semua nggak diambil warga/ pemiliknya mungkin karena sekarang lagi ada peringatan polisi kehutan sesuai petunjuk menhut, bahwa kawasan hutan tersebut nggak bisa dikelola......( hal ini juga menjadi persoalan bagi masyarakat simalungun akhir-akhir ini ).

Kondisi jalan sudah sedikit bagus bahkan beberapa ratus meter telah diaspal, beberapa kilometer sebelum dan sesudah kota kecamatan sindar raya jalan sudah bagus sekali.

Dari sindar raya singgah sebentar dirumah tulang sambosar ( saragih ), sekalian meninjau rencana putrinya calon besan. Disini disuguhkan teh manis dan kembang layang......

Pulang ke bah tonang melewati serbananti, tinokkah, sigiuton , gunung pane dan sbandar hanopan.....bersua lagi dengan istri dan anak-anak......wah hhh ,,,,capek tapi asyik dan berkesan.


see you again......my nature simalungun jungle.

Monday, October 16, 2006

mama kedatangan " red "

13/10/2006 :
Ke campus sedikit terlambat, karena singgah di warung internet ( warnet ) satu jam lebih, Sungguh asyik dan sedikit bangga, bisa didampingi oleh “ my queen “ ke campus, puluhan orang teman kuperkenalkan padanya. Dia juga sangat sabar dan setia menunggu sampai mata kuliah selesai.

Sore hari, berangkat menuju Parapat, nemani dia “ massage “ langganannya. Seorang nenek yang sudah banyak cucu. Orangnya sangat berpengalaman dan serasi buat mama. Terbukti....lebih 2 tahun mama nggak “ red “ tetapi setelah massage sama orang baik ini , langsung datang! Thanks Tuhan. Dinner with nasi goreng dan bee hoon goreng.

Esok 14/10/2006, berangkat ke siantar, naik supra – mama pening sehingga beberapa kali harus istrahat. Sungguh kasihan dia sakit begitu.

Pulang ke bah tonang sendiri melalui perkebuna karet brigestone – mama naik bus umum.
Menikmati malam dengan keluarga.

Thursday, October 12, 2006

BAHAGIANYA ketika MEMBERIKAN MAKANAN TRADISINAL BUAT MAMI

Malam ini, Senin 9/10/2006, kami sekeluarga kumpul makan malam ( dinner ) bersama dengan keluarga dekat/tetangga.
Semula mami nggak mengira akan disajikan sedemian rupa, soalnya dia hanya pengen dimasakin saja. Sajian yang dimaksud adalah “ dayok nabinatur “ – ayam jantan berbulu merah. ( baca: dayok mirah ). Ayam semacam ini sudah menjadi tradisi bagi suku bangsa simalungun untuk diberikan pada acara-acara adat. Mulai acara yang sifatnya suka maupun duka – dari acara pernikahan, kelahiran sang bayi, anak dibaptis, naik/angkat sidi sampai pada acara kematian. Jadi ayam adalam satu binatang unggas peliharaan yang berharga dan miliki nilai sangat tinggi di simalungun.
selamat ya mam.....kiranya sehat selalu dan murah rezeki, Tuhan memberkati.

Saturday, October 07, 2006

my 14 days vacation 2006

Cuti tahunanku untuk periode 2006, sangatlah berguna sekali. Jangan Yanya kenapa ??Setiap harinya kegiatan selalu ada. Mulai dari urusan keluarga, kerjaan mama, juga anak-anak. Yang pasti full activities.

Pekarangan yang ada dibelakang rumah , kami tanami sayuran dan dipagari dengan bambu. Yang pasti setiap orang maupun binatang piaraan warga nggak bisa masuk.

Nemani mama mem formalin seorang nenek yang meninggal, sangatlah tak terlupakan , bayangin jarak menuju ketempat tersebut ± 4 km dan medan jalan yang rusak ( kereta kami mati sebanyak 4 kali ). Wahhhhh..mengerikan ...karena terjadi pada malam hari.....

Antar anak- anak ke pamela _ oppung michael & david......
Berhubung libur sekolah ....mereka berdua tinggal 2 hari disana....wahhhh...ini sangat membuatku rindu akan mereka......dan pertama kalinya mereka berdua sama oppung dan tulang nya. Mereka pulang dengan damai dan sehat-sehat.

Nemani mama urusan kerja ke Medan, terpakasa harus menginap di hotel.
Kenangan yang tak terlupakan mau nginap dihotel. Receptionist sepertinya mengira kami belum menikah, sehingga mereka minta surat nikah segala dan dari cara mereka menghandle , sepertinya kami nggak sanggup nginap di kamar yg paling bagus dan mahal. Ternyata kami check-in di room yang paling bagus/mahal dihotel tersebut ( salah satu hotel di jl. Sisingamangaraja-medan ). Pada malam hari kami istrahat dan menidurkannya.

Pagi hari bertemu dengan teman mama yang punya urusan yg sama ke Medan ( orang seribudolog – rs ). Naik mobil mereka pulang ke bus terminal amplas.

Terasa capek pulang dari medan ke p. Siantar lalu kembali ke desa bahtonang. Esoknya pergi lagi ke p. Siantar. Dan minginap salah satu hotel di P. Siantar .
Selesai urusan yang dimulai dari pagi – sore kami nggak mungkin pulang ke desa, terpaksa nginap di salah satu hotel sudut kota p. siantar.

Kami sangat damai meskipun anak-anak terpaksa kami tinggal dikampung bersama keluarga. Malam itu kami istrahat diiringi dengan music live yg dinyanyikan oleh para pengunjung. Kutoleh wajah mama yg sungguh terasa capek, malam ini juga kuberusaha menidurkannya.

Good bye my 14 days vacation. I am waiting 4 u net year.