Monday, August 27, 2007

suku simalungun

Suku Simalungun adalah salah satu suku asli dari Sumatera Utara, Indonesia.

Simalungun artinya "sunyi". Nama itu diberikan oleh orang luar karena penduduknya sangat jarang dan tempatnya sangat berjauhan antara yang satu dengan yang lain. Orang Batak Toba menyebutnya "Balungu" sedangkan orang Karo menyebutnya Batak Timur karena bertempat di sebelah timur mereka.

Daftar isi
1 Asal-usul
2 Terbentuknya Simalungun
3 Kehidupan masyarakat Simalungun
4 Kepercayaan
5 Marga-Marga
5.1 Harungguan Bolon
5.2 Marga-marga perbauran
5.3 Penambahan Marga
6 Perkerabatan Simalungun
6.1 Tutur Manorus / Langsung
6.2 Tutur Holmouan / Kelompok
6.3 Tutur Natipak / Kehormatan
7 Lihat pula
8 Catatan



ASAL-USUL

Terdapat berbagai sumber mengenai asal usul Suku Simalungun, tetapi sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang Suku Simalungun berasal dari luar Indonesia.
Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang [1]:

Gelombang pertama (Proto Simalungun), diperkirakan datang dari Nagore (India Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik.
Gelombang kedua (Deutero Simalungun), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun.
Pada gelombang Proto Simalungun di atas, Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.

Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran Toba dan Samosir.


TERBENTUKNYA SIMALUNGUN
Pada kerajaan Nagur di atas, terdapat beberapa panglima (Raja Goraha) yaitu masing-masing bermarga[2]:

Saragih
Sinaga
Purba
Kemudian mereka dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan kerajaan-kerajaan:

Silou (Purba Tambak)
Tanoh Djawa (Sinaga)
Raya (Saragih)
Selama abad ke-13 hingga ke-15, kerajaan-kerajaan kecil ini mendapatkan serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Singasari, Majapahit, Rajendra Chola (India) dan dari Sultan Aceh, Sultan-sultan Melayu hingga Belanda.

Selama periode ini, tersebutlah cerita "Hattu ni Sapar" yang melukiskan kengerian keadaan saat itu di mana kekacauan diikuti oleh merajalelanya penyakit kolera hingga mereka menyeberangi "Laut Tawar" (sebutan untuk Danau Toba) untuk mengungsi ke pulau yang dinamakan Samosir yang merupakan kependekan dari Sahali Misir (bahasa Simalungun, artinya sekali pergi).

Saat pengungsi ini kembali ke tanah asalnya (huta hasusuran), mereka menemukan daerah Nagur yang sepi, sehingga dinamakanlah daerah kekuasaan kerajaan Nagur itu sebagai Sima-sima ni Lungun, bahasa Simalungun untuk daerah yang sepi, dan lama kelamaan menjadi Simalungun. (M.D Purba, 1997)


Kehidupan masyarakat Simalungun
Sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. "Marga" memegang peranan penting dalam soal adat Simalungun. Jika dibandingkan dengan keadaan Simalungun dengan suku Batak yang lainnya sudah jauh berbeda. Di Tapanuli sudah berdiri sekolah-sekolah, rumah sakit, dan sekolah-sekolah keterampilan lainnya sehingga sistem kehidupan Tapanuli lebih maju.


Kepercayaan
Sebelum masuknya Misionaris Agama Kristen dari RMG, penduduk Simalungun bagian timur pada umumnya sudah banyak menganut agama Islam sedangkan Simalungun Barat menganut animisme. Bila diselidiki lebih dalam kepercayaan mereka dengan pemakaian mantera-mantera yang dari "Datu" yang untuk dipersembahkan kepada roh-roh nenek moyang selalu didahului panggilan kepada Allah di atas, Allah di tengah, Allah di bawah.

Sistem pemerintahan di Simalungun dipimpin oleh seorang Raja, sebelum pemberitaan Injil masuk Tuan Rajalah yang sangat berpengaruh. Orang Simalungun menganggap bahwa anak Raja itulah Tuhan dan Raja itu sendiri adalah Allah yang kelihatan.

MARGA-MARGA

HASIL HARUNGGUAN BOLON
Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronim SISADAPUR[3], yaitu:

Sinaga
Saragih
Damanik
Purba
Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).

Keempat raja itu adalah[4]:

1. Raja Nagur bermarga Damanik
Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas).
Raja ini berasal dari kaum bangsawan India Selatan dari Kerajaan Nagore. Pada abad ke-12, keturunan raja Nagur ini mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola dari India, yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:

Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok)
Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.

2. Raja Banua Sobou bermarga Saragih
Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang.
Keturunannya adalah:

Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke Raya.
Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni Gonrang.
Saragih Garingging kemudian pecah menjadi 2, yaitu:


Dasalak, menjadi raja di Padang Badagei
Dajawak, merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dan menjadi marga Ginting Jawak.
Walaupun jelas terlihat bahwa hanya ada 2 keturunan Raja Banua Sobou, pada zaman Tuan Rondahaim terdapat beberapa marga yang mengaku dirinya sebagai bagian dari Saragih (berafiliasi), yaitu: Turnip, Sidauruk, Simarmata, Sitanggang, Munthe, Sijabat, Sidabalok, Sidabukke, Simanihuruk.

Ada satu lagi marga yang mengaku sebagai bagian dari Saragih yaitu Pardalan Tapian, marga ini berasal dari daerah Samosir.

3. Raja Banua Purba bermarga Purba
Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Purwa yang berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang Undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawan/sarjana.
Keturunannya adalah: Tambak, Sigumonrong, Tua, Sidasuha (Sidadolog, Sidagambir). Kemudian ada lagi Purba Siborom Tanjung, Pakpak, Girsang, Tondang, Sihala, Raya.

Pada abad ke-18 ada beberapa marga Simamora dari Bakkara melalui Samosir untuk kemudian menetap di Haranggaol dan mengaku dirinya Purba. Purba keturunan Simamora ini kemudian menjadi Purba Manorsa dan tinggal di Tangga Batu dan Purbasaribu.

4. Raja Saniang Naga bermarga Sinaga atau Tanduk Banua (terletak di perbatasan Simalungun dengan tanah Karo)
Sinaga berarti Simada Naga, dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal sebagai penebab Gempa dan Tanah Longsor.
Keturunannya adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan.

Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi di Sumatera pada abad ke-14, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima Bungkuk melarikan diri ke kerajaan Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah Sinaga.

Menurut Taralamsyah Saragih, nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga Sinaga Dadihoyong setelah ia mengalahkan Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu sumpah (Sibijaon).Tideman, 1922

Beberapa Sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari India, salah satunya adalah menrurut Tuan Gindo Sinaga keturunan dari Tuan Djorlang Hatara.

Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daerah Nagaland (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar yang memang memiliki banyak persamaan dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya.


Marga-marga perbauran
Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan Pakpak menimbulkan marga-marga baru. Marga-marga tersebut yaitu:

Saragih: Sidauruk, Sidabalok, Siadari, Simarmata, Simanihuruk, Sidabutar, Munthe dan Sijabat
Purba: Manorsa, Simamora, Sigulang Batu, Parhorbo, Sitorus dan Pantomhobon
Damanik: Malau, Limbong, Sagala, Gurning dan Manikraja
Sinaga: Sipayung, Sihaloho, Sinurat dan Sitopu
Selain itu ada juga marga-marga lain yang bukan marga Asli Simalungun tetapi kadang merasakan dirinya sebagai bagian dari suku Simalungun, seperti Lingga, Manurung, Butar-butar dan Sirait.

Zaman raja-raja Simalungun, orang yang tidak jelas garis keturunannya dari raja-raja disebut “jolma tuhe-tuhe” atau “silawar” (pendatang). Zaman dahulu mereka ini akibat hukum marga yang keras di Simalungun menyatukan dirinya dengan marga raja-raja agar mendapat hak hidup di Simalungun.
Demikianlah sehingga makin bertambah banyak marga di Simalungun. Tetapi meski demikian sejak dahulu hanya ada empat marga pokok di Simalungun yakni Sisadapur : Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba.

Setelah raja-raja dikuasai Belanda sejak ditandatanganinya Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) tahun 1907 dan dihapuskannya kerajaan/feodalisme dalam aksi Revolusi Sosial tanggal 3 Maret 1946 sampai April 1947, peraturan tentang marga itu hapus di Simalungun. Masing-masing marga kembali lagi ke marga aslinya dan ke sukunya semula.


Penambahan Marga
Pada tahun 1930, Pdt. J. Wismar Saragih pernah menuliskan surat permohonan pada kumpulan Raja-Raja Simalungun yang berkumpul di Pematang Siantar yang meminta agar Raja-Raja tersebut menetapkan marga-marga baru sebagai tambahan kepada marga resmi Simalungun dengan maksud agar semakin banyak marga Simalungun seperti pada suku lain. Walaupun ide tersebut diterima oleh Raja-Raja tersebut namun permohonan J. Wismar Saragih belum disetujui karena belum tepat waktunya.


Perkerabatan Simalungun
Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal “silsilah” karena penentu partuturan di Simalungun adalah “hasusuran” (tempat asal nenek moyang) dan tibalni parhundul (kedudukan/peran) dalam horja-horja adat (acara-acara adat). Hal ini bisa dilihat saat orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” (apa marga anda) tetapi “hunja do hasusuran ni ham (dari mana asal-usul anda)?"

Hal ini dipertegas oleh pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei” (dari Raya, Purba, Dolog, Panei. Yang manapun tak berarti, asal penuh kasih). Kenapa? Karena seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, raja Panei dari putri raja Siantar, raja Silau dari putri raja Raya, raja Purba dari putri raja Siantar dan Silimakuta dari putri raja Raya atau Tongging.

Adapun Perkerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai Partuturan. Partuturan ini menetukan dekat atau jauhnya hubungan kekeluargaan (pardihadihaon), dan dibagi kedalam beberapa kategori sebagai berikut:[5]


Tutur Manorus / Langsung
Perkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri.

Ompung: Orangtua Ayah atau Ibu, Saudara (Kakak/Adik) dari orangtua Ayah atau Ibu
Bapa/Amang: Ayah
Inang: Ibu
Abang: Saudara lelaki yang lahir lebih dulu dari kita.
Anggi: Adik lelaki; saudara lelaki yang lahir setelah kita.
Botou: Saudara perempuan (baik lebih tua atau lebih muda).
Amboru: Saudara perempuan Ayah; Saudara perempuan pariban Ayah; Saudara perempuan Mangkela. Bagi wanita: orangtua dari Suami kita; Amboru dari suami kita; atau mertua dari Saudara Ipar perempuan kita.
Mangkela: Suami dari saudara perempuan dari Ayah
Tulang: Saudara lelaki Ibu; Saudara lelaki pariban Ibu; Ayah dari besan
Anturang: Istri dari Tulang; Ibu dari besan
Parmaen: Istri dari Anak; Istri dari Keponakan; Anak Perempuan dari Saudara Perempuan Istri; Amboru dan Mangkela kita memanggil istri kita Parmaen
Nasibesan: Istri dari Saudara (Ipar) lelaki dari Istri kita atau saudara Istri kita
Hela: Suami dari Puteri kita; Suami dari Puteri dari kakak/adik kita
Gawei/Eda: Hubungan Wanita dengan Istri Saudara Lelakinya
Lawei: Istri dari Saudara Lelaki
Botoubanua: Puteri Amboru; Bagi wanita: Putera Tulang
Pahompu: Cucu; Anak dari Botoubanua; Anak Pariban
Nono: Pahompu dari Anak (Lelaki)[6]
Nini: Pahompu dari Boru[7]
Sima-sima: Anak dari Nono/Nini
Siminik: Pahompu dari Nono/Nini




Tutur Holmouan / Kelompok
Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun

Ompung Nini: Ayah dari Ompung
Ompung Martinodohon: Saudara (Kakak/Adik) dengan Ompung
Ompung Doli: Ayah kandung dari Ayah, kalau Nenek perempuan disebut Inang Tutua
Bapa Tua: Saudara lelaki paling tua dari Ayah
Bapa Godang: Saudara lelaki yang lebih tua dari Ayah, di beberapa tempat biasa juga disebut Bapa Tua
Inang Godang: Istri dari Bapa Godang
Bapa Tongah: Saudara lelaki Ayah yang lahir dipertengahan (bukan paling tua, bukan paling muda)
Inang Tongah: Istri dari Bapa Tongah
Bapa Gian / Bapa Anggi: Saudara lelaki Ayah yang lahir paling belakang
Inang Gian / Inang Anggi: Istri dari Bapa Gian/Anggi
Sanina / Sapanganonkon: Saudara satu Ayah/Ibu
Pariban: Sebutan bagi orang yang dapat kita jadikan pasangan (suami atau istri) atau adik/kakaknya
Tondong Bolon: Pambuatan (Orang Tua atau Saudara Laki dari Istri/Suami) kita
Tondong Pamupus: Pambuatan Ayah kandung kita
Tondong Mata ni Ari: Pambuatan Ompung kita
Tondong Mangihut
Anakborujabu: Sebagai pimpinan dari semua Boru, Anakborujabu dituakan karena bertanggung jawab pada tiap acara Suka/Duka Cita.
Panogolan: Anak laki/perempuan dari saudara perempuan
Boru Ampuan: Hela kandung yang menikahi Anak Perempuan kandung kita
Anakborumintori: Istri/Suami dari Panogolan
Anakborumangihut: Lawei dari Botou
Anakborusanina

Tutur Natipak / Kehormatan
Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.

Kaha: Digunakan pada Istri dari Saudara Laki-laki yang lebih tua. Bagi Wanita, Kaha digunakan untuk memanggil Suami Boru dari Kakak Ibu.
Nasikaha: Digunakan Istri kita untuk memanggil Saudara Laki kita yang lebih tua
Nasianggiku: Untuk memanggil Istri dari Adik
Anggi
Ham: Digunakan pada orang yang membesarkan/memelihara kita (orang tua) atau pada orang yang seumur yang belum diketahui hubungannya dengan kita
Handian: Serupa penggunaannya dengan Ham, tapi memiliki arti yang lebih luas.
Dosan: Digunakan tetua terhadap sesama tetua
Anaha: Digunakan tetua terhadap anak Muda Laki
Kakak: Digunakan anak Perempuan kepada Saudara Lakinya yang lebih tua
Ambia: Panggilan seorang Laki terhadap Laki lain yang seumuran
Ho: Panggilan bagi orang yang sudah akrab (sakkan) atau pada orang yang derajadnya lebih rendah, kadang digunakan oleh Suami pada Istrinya
Hanima: Sebutan untuk Istri (kasar) atau pada orang yang berderajad lebih rendah dari kita (jamak, lebih dari seorang)
Nasiam: Sebutan untuk yang secara kekerabatan berderajad di atas (jamak, lebih dari seorang)
Akkora: Sebutan orang Tua bagi anak Perempuan yang dekat hubungan kekerabatannya
Abang: Panggilan pada Saudara laki yang lebih tua atau yang berderajad lebih dari kita
Tuan: Dulu untuk pemimpin Huta (Kampung), atau pada Keturunan Raja
Sibursok: Sebutan bagi anak Laki yang baru lahir
Sitatap: Sebutan bagi anak Perempuan yang baru lahir
Awalan Pan/Pang: Sebutan bagi seorang Laki yang sudah memiliki Anak, misal anaknya Ucok, maka Ayahnya disebut Pan-Ucok/Pang-Ucok.
Awalan Nang/Nan: Sebutan bagi seorang Perempuan yang sudah memiliki Anak, misal anaknya Ucok, maka Ibunya disebut Nan-Ucok/Nang-Ucok.


Catatan
^ Herman Purba Tambak, SIB 3 September 2006, hlm. 9
^ Pdt Juandaha Raya P Dasuha, STh, SIB, "Perekat Identitas Sosial Budaya Simalungun" 22 Oktober 2006
^ The Simalungun Protestant Church in Indonesia, a brief history, Kolportase GKPS, Pematang Siantar, 1983, hlm. 6
^ Pdt Juandaha Raya P Dasuha, STh, SIB(Perekat Identitas Sosial Budaya Simalungun) 22 Oktober 2006
^ Jaumbang Garingging, Palar Girsang, Adat Simalungun, Medan, 1975
^ Sebagian orang mengartikan Nono sebagai Cucu dari Putera/Puteri kita, hal ini karena walaupun sudah tua, tapi Nenek/Kakek buyut tersebut masih dapat melihat (bahasa simalungun: Manonoi)si Nono
^ Sebagian orang mengartikan Nini sebagai Cucu dari Cucu kita, hal ini karena walaupun sudah tua, tapi Nenek/Kakek buyut tersebut hanya dapat mendengar apa yang dikatakan (bahasa simalungun: nini) si Nini

SUMBER "http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Simalungun"

sejarah suku simalungun

Dari sumber-sumber kuno dan cerita-cerita rakyat di Simalungun, orang yang kemudian menjadi suku Simalungun berketurunan dari ragam nenek moyang. Dalam perjalanan sejarahnya, suku Simalungun datang dalam dua gelombang. Gelombang pertama (Proto Simalungun) diperkirakan datang dari India Selatan (Nagore) dan India Timur (Pegunungan Assam) sekitar abad ke-5 menyusuri Birma terus ke Siam dan Melaka selanjutnya menyebrang ke Sumatera Timur dan mendirikan Kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik. Dan kemudian gelombang kedua (Deutro Simalungun) yang merupakan pembaruan suku-suku tetangga dengan suku Simalungun asli (Herman Purba Tambak, SIB 3/9/2006, hlm. 9).

Selanjutnya panglima-panglima (Raja Goraha) Kerajaan Nagur bermarga Saragih, Sinaga dan Purba dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan kelak mendirikan kerajaan-kerajaan : Silou (Purba Tambak), Tanoh Djawa (Sinaga), Raya (Saragih). Kerajaan-kerajaan ini pada abad XIII-XV mengalami serangan-serangan dari tentara Singasari, Majapahit, Rajendra Chola dari India dan terakhir Aceh, sultan-sultan Melayu dan Belanda.

Terkenal dalam cerita-cerita rakyat Simalungun akan ”hattu ni sappar” yang melukiskan situasi mengerikan di Simalungun akibat peperangan itu, mayat-mayat bergelimpangan, kericuhan sehingga mengakibatkan wabah penyakit kolera yang merajalela. Dan konon menurut legenda, orang Simalungun mengungsi ke seberang Laut Tawar (obat penawar Sappar) sampai ke sebuah pulau yang kemudian dinamai “Samosir” ( Sahali misir).

Kelak keturunan orang Simalungun yang berdiam di Samosir kembali lagi ke kampung halamannya (huta hasusuran) di Nagur dan dilihatlah daerah itu sudah ditinggalkan orang karena mengungsi, sepi dan yang tersisa hanya peninggalan rakyat Nagur, sehingga dinamakanlah daerah Nagur itu “sima-sima ni nalungun” dan lama kelamaan menjadi Simalungun (daerah yang sunyi sepi) (M.D Purba, 1997).

Pembauran dengan suku-suku tetangga khususnya dari Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan Pakpak menyebabkan adanya timbul marga baru di Simalungun, seperti: marga Sidauruk, Sidabalok, Siadari, Simarmata, Simanihuruk, Sidabutar, Munthe, Sijabat yang berafiliasi dengan marga Saragih, Manorsa, Simamora, Sigulang Batu, Parhorbo, Sitorus dan Pantomhobon yang berafiliasi dengan marga Purba, Malau, Limbong, Sagala, Gurning, Manikraja yang berafiliasi dengan marga Damanik, Sipayung, Sihaloho, Sinurat, Sitopu yang berafiliasi dengan marga Sinaga (tetapi sejak Revolusi Sosial sudah kembali ke marga asalnya). Selain itu masih ada marga Lingga, Manurung, Butar-butar, Sirait di Simalungun timur dan barat.

Demikianlah sampai zaman modern ini “warna-warni” suku Simalungun ini menyebabkan suku Simalungun sangat ****ran dan bahkan nyaris “hilang” karena terlalu terbukanya dengan para pendatang. Belum lagi dengan suku Simalungun yang masuk Islam sejak abad XV di Asahan dan Deli serta Serdang mengaku dirinya Melayu dan menghilangkan identitasnya sebagai suku Simalungun.

Dahulu kala menurut Tuan Taralamsyah Saragih (surat pribadi,1963), orang Simalungun asli itu merupakan keturunan dari empat raja-raja besar yang berasal dari Siam dan India dengan rakyatnya masuk ke Sumatera Timur terus ke Aceh, Langkat dan daerah Bangun Purba dan Bandar Kalifah sampai Batubara. Akibat desakan orang “Djau”, berangsur-angsur mereka mencapai pinggiran Danau Toba sampai ke Samosir. Adapun keempat marga-marga Simalungun yang empat populer dengan nama SISADAPUR (Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba) berasal dari “harungguan bolon” (permusyawaratan besar) raja-raja yang empat itu agar jangan saling menyerang, bermusuhan dan “marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh.” Keempat raja itu adalah:

1. Raja Nagur
Marga Damanik = Simada Manik, Simalungun: “Manik” = tonduy,sumangat, tunggung, (yang bersemangat, berkharisma, agung) halanigan, tercerdas Raja Nagur on marimbang raja na legan janah bahatan balani. Mereka ini berasal dari kaum bangsawan India Selatan dari Kerajaan Nagore. Keturunan Raja Nagur ini pada abad ke-12 terbagi menjadi tiga bagian menurut keturunan ketiga putera raja Nagur yang mengungsi dari Pamatang Nagur di Pulau Pandan akibat serangan Raja Rajendra Chola dari India, yaitu : Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar), Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola), Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok). Kemudian datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja mengaku Damanik di Simalungun yang berasal dari Pulau Samosir.

2. Raja Banua Sobou Bermarga Saragih.
Saragih: Simalungun : Simada Ragih; Ragih = atur, susun, tata (pemilik aturan, pengatur, pemegang undang-undang, penyusun). Keturunannya adalah Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke Raya, Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni Gonrang. Pada zaman Tuan Rondahaim, marga Turnip, Sidauruk, Simarmata, Sitanggang, Munthe, Sijabat, Sidabalok, Sidabukke, Simanihuruk mengaku dirinya Saragih di Simalungun. Jelaslah bahwa hanya dua keturunan Raja Banua Sobou yakni : Sumbayak dan Garingging. Garingging kemudian pecah lagi menjadi Dasalak dan Dajawak. Dasalak menjadi raja di Padang Badagei, dan Dajawak merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dengan Marga Ginting Jawak. Sedangkan Pardalan Tapian adalah berasal marga dari Samosir.

3. Raja Banua Purba bermarga Purba.
Purba adalah bahasa Sansekerta “purwa” artinya timur, gelagat masa datang, pengatur, pemegang undang-undang, tenungan pengetahuan, cendikiawan/sarjana. Keturunannya adalah :Tambak, Sigumonrong, Tua, Sidasuha (Sidadolog, Sidagambir). Kemudian ada lagi Purba Siborom Tanjung, Pakpak, Girsang, Tondang, Sihala, Raya. Pada abad ke-18 datang marga Simamora dari Bakkara melalui Samosir ke Haranggaol dan mengaku dirinya Purba, merekalah yang menurunkan marga Purba Manorsa yang tinggal di Tangga Batu dan Purbasaribu.

4. Raja Saniang Naga bermarga Sinaga atau Tanduk Banua (terletak di perbatasan Simalungun dengan tanah Karo).
Marga Sinaga = Simada Naga adalah marga asli Simalungun. Naga dikenal juga dengan mitologi dewa yang penjaga bumi yang menyebabkan gempa dan tanah longsor. Keturunannya adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan.

Tuan Girsang Sipangan Bolon adalah anakboru Raya pada zaman kerajaan-kerajaan Simalungun. Pada abad ke XIV saat serangan Majapahit, pasukan dari Jambi dipimpin Panglima Bungkuk dengan pasukannya melarikan diri ke Kerajaan Batangiou dan mengaku dirinya Sinaga, dan menurut Taralamsyah Saragih nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga Sinaga Dadihoyong setelah mengalahkan Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan Batangiou dalam adu sumpah (sibijaon) (Tideman, 1922).

Sementara Tuan Gindo Sinaga keturunan Tuan Djorlang Hataran mengaku Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari India. Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daerah Naga Land (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Birma yang memang memiliki banyak Similaritas dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya.

Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal “silsilah” karena penentu partuturan di Simalungun adalah “hasusuran” (tempat asal nenek moyang) dan tibalni parhundul dalam horja-horja adat. Dahulu kalau orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” tetapi “hunja do hasusuran ni ham?” seperti pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei.” Kenapa? Karena seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, raja Panei dari putri raja Siantar, raja Silau dari putri raja Raya, raja Purba dari putri raja Siantar dan Silimakuta dari putri raja Raya atau Tongging.

Zaman raja-raja Simalungun, orang yang tidak jelas garis keturunannya dari raja-raja disebut “jolma tuhe-tuhe” atau “silawar” (pendatang). Zaman dahulu mereka ini akibat hukum marga yang keras di Simalungun menyatukan dirinya dengan marga raja-raja agar mendapat hak hidup di Simalungun.

Demikianlah sehingga makin bertambah banyak marga di Simalungun. Tetapi meski demikian sejak dahulu hanya ada empat marga pokok di Simalungun yakni Sisadapur : Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba. Setelah raja-raja dikuasai Belanda sejak ditandatanganinya Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) tahun 1907 dan dihapuskannya kerajaan/feodalisme dalam aksi Revolusi Sosial tanggal 3 Maret 1946 sampai April 1947, peraturan tentang marga itu hapus di Simalungun. Masing-masing marga kembali lagi ke marga aslinya dan ke sukunya semula.

Jadi salah satu cara untuk mempertahankan identitas Simalungun adalah dengan mengetahui garis keturunan orang Simalungun itu sendiri dan berbudaya, beradat, berbahasa Simalungun agar tidak larut dengan etnis lain yang memiliki kemiripan marga, budaya, bahasa dan adat-istiadat.

>>>Pdt Juandaha Raya P Dasuha, STh

Monday, July 23, 2007

akhirnya muzijat itu nyata

akhirnya muzijat itu nyata....
my wife yang sudah jelas divonis dokter SPOG, nggak bisa pregnant lagi...ternyata bisa. SYUKUR YA... TUHAN YESUS..Engkau melimpahkan berkat dan muzijatmu pada keluarga-ku, khususnya pada mama.

Doa kami telah KAMU dengar,kiranya doa dan harapan kami yang lain selalu terwujud.

tarimakasih ma BAMU TUHAN, terimakasih Tuhan, thanks our LORD!!!

Wednesday, June 13, 2007

grill fish

rabu, 13 june 2007.
dirumah manggang ikan dengan orang-orang nagori bah tonang sebanyak 6 orang...
mereka sanagt menikmati....lahap...bahagia...

ninjau my lovely land....

malam hari ngobrol dengan bapa tua kepling V

ada pasien mama - check kehamilan...

Tuesday, June 12, 2007

picture




with duty manager - mr. h. manurung

happy birthday 34th




hari ini ( 12 june 2007 ) genap usiaku 34 tahun.

terimakasih TUHAN engaku telah membriku usia yang panjang dan sehat2 selalu juga banyak rezeki.....

terimkasih mam...kamu telah melahirkan/merawatku hingga bisa aku dewasa

terimakasih istri dan ank-anak-ku yang telah setia menemani hari2 ku dalam suka maupun duka...

terimakasih buat kalian....ya!



thank's ya michael untuk ucapan ultah buatku
thank's ya istriku untuk ucapan ultah meskipun sedikit terlambat
thank's buat kalian yg semua mendoakan-ku.

pada ultah kali ini....
motong ayam kampung....biasanya susah banget spy ayam mati kalau dipotong tetapi kali ini langsung dead.

Thursday, June 07, 2007

welcome tanah/tapak rumah

terimakasih TUHAN...
hari ini, sudah diukur dan dibayar tanah/pertapakan di girsang lingk I, seluas 286 m2

depan 13 meter, panjang 26 meter, dan belakang lebar 9 meter.
milik marga sinaga/ clara br purba....diwakili oleh borunya elida sinaga dari padang sidempuan.

harga tapak/tanah tersebut rp. 12.0000,000,- ( dua belas juta rupiah )

semua urusan selesai sampai pukul 14:00 siang, menunggu surat dari camat ( yg harus dibawa kejakarta untuk di sign ibu boru purba ) tanda bukti terima uang dibuat diatas kertas bermaterai 6000...di saksikan para saksi dan lurah girsang.

terimakasih...TUHAN....kiranya urusan surat dari camat cepat selesai...

Tuesday, May 29, 2007

mengikuti proses pemakaman/acara adat st.tp sigumonrong

Hari ini Minggu, 20 May 2007 antar keluarga ke Bah Hapal rental Niagara Hotel Employe’s Taxi ( isuzu panther h-grade ).

Ikut dalam mobil bapa tua Pan Doni, inang anggi leli Sitopu, dari Siantar ikut panggi/inang anggi pan rida.
Di kampung sampai pukul 5 sore baru pulang ke Parapat.

Esoknya, berangkat lagi ke bah hapal untuk mengikuti acara pemakaman oppung, banyak yang datang melayat, acara adat dan pemakaman di shooting pakai video dari p. siantar, dan oppung dibawa ke gereja sebelum dikuburkan di pemakaman keluarga.

Di gereja dibacakan riwayat hidup oppung, bahwa jasa-jasanya telah banyak untuk masyarakat dan perkembangan gereja di desa bah hapal raya sekitarnya.
Satu hal yang paling patut di tiru adalah bahwa oppung yang pensiunan guru ini mampu dan rela memberikan tanahnya secara Cuma-Cuma untuk dibangun gereja. Yaitu Gereja Kristen Protestan Simalugun Marturia.

Ikut memikul salib dari rumah sampai gereja dan dari gereja ke pemakaman keluarga.

Malam hari samapi esok harinya ( 22/5/2007 ) dipercayakan Tulang untuk mencatat semua uang yang masuk dan keluar. Dan mengikuti seluruh proses acara .

Pulang ke parapat via P. siantar ( santap mie pansit goreng dan bee hoon goreng ) lalu ke siantar plaza bawa pangeran michael dan david enjoy di time zone...

Pulang ke parapat dengan bus sejahtera....tiba malam hari dan kecapean, langsung istrahat.

Kamis, 24 Mei 2007 ngikuti kebaktian rutinitas 1 x seminggu dari GKPS Parapat sektor II, banyak sekali yang datang.
Mama ....

Continue.....!!!!

Saturday, May 26, 2007

oppung st. Tariam Purba Sigumonrong meninggal dunia

Oppung st. Tariam Purba Sigumonrong ( Ayahanda mendiang st. Jansen Saidin Purba Sigumonrong ) berpulang ke rumah Bapa Di surga. Jumat' 18 Mei 2007. lebih kurang pukul 16 wib sore di Desa Bah Hapal Raya, kecamatan raya - Kabupaten Simalungun.

Tuesday, May 15, 2007

nightmare

nightmare.....14 may 2007

mimpi rumah di p. siantar dekat sungai - jl. medan gg air bersih, air sungai meluap hampir membanjiri seluruh rumah....
pindah ketengah ruangan dan diluar/depan rumah ada orang ( mirip orang india sebanyak 3 orang ) ngendap2 menuju sungai ( dibawah memang ada rumah )..

Monday, May 07, 2007

sakit perut

entah kenapa...koq bisa perut begitu mulas...
lebih kurang 7 kali harus masuk keluar kamar mandi ( 7/5 )
pagi hari minta obat sama mama....setelah makan obant nggak sakit lagi...
hanya badan sedikit lemas...mungkin cairan sedikit banyak keluar....
seharian nggak keluar rumah....

thank's my lord 4 your protect me!

Sunday, May 06, 2007

saksi pemilihan syamas gkps parapat 2007

minggu, 6 mei 2007 penetapan 3 syamas menjadi sintua dan pemilihan 3 syamas baru
acara berlangsung dalam rangkaian kebaktian minggu.

pada pemilihan syamas baru bertugas sebagai saksi pengumpulan suara.....
syamas yang terpilih al:, dr. sumbayak, inang udur sinaga, j. wesly purba , spd

malam hari...inang ( boruni oppung jonrap sindarraya ) datang kerumah, menjamu mereka dengan menu mie sop....dan teh botl sosro.

thanks my lord 4 2 day!!!

Saturday, May 05, 2007

melayat & reuni ke bah tonang

tanggal 4 mei 2007 siang sekitar pukul 12:30 wib , kami sampai di bah tonang ( bekas tempat kerja mama - bidan ptt ).

tujuan kami yg pertama yaitu: melayat oppung st. Katong Purba sigumonrong yang sudah kami anggap kakek dikampung tersebut.

sedangkan tujuan yg ke dua adalh untuk reuni...dalam arti marsombuh sihol ( temu kangen ) dengan masyarakat setempat. maklum saja sungguh banyak yang sudah menjadi pasien mama ketika itu.....

kami tidur di rumah panggi pa Rida ( ettong )

Banyak yang berobat kepada mama. Kata mama selama disana lebih kurang 200.000,- ribu uang yg dia dapat.....berarti tujuan kami sudah ada 3 yang ketiga adalah berpasien....) Thank's our lord!!!

pulang Ke Parapat....lunch at pongkalan NaBolon Restaurant at P. Siantar.

sore hari langsung dinas....
situasi tamu sedikit sepi....
Parapat memang lagi dilanda sepi oleh pengunjung....

Dinner with my sweet Wife, Michael and David .....with delicious menu.....Ayam semur....thank's ya mam...

thank's our Lord forever!!

Tuesday, May 01, 2007

Dengarlah doa kami.

Dengarlah doa kami.

“ Ya, Tuhan……..”!!
Ku panggil namaMU
Kiranya berkenan…

Istriku satu-satunya lagi sakit
Jemari tangan kanannya sakit
Telunjuk tidak sekuat biasanya

Aku….
Istriku….
Anak-anaknya….
Sangat cemas dan khawatir….

Tolong…sembuhkan ya Tuhan….
Supaya kami tidak cemas
Supaya kami bahagia…

Sempurnakan raga mama kami…
Meskipun dosa-dosa kami
Tak setimpal dengan berkat-MU

Dengarlah doa kami.
Terimakasih TUHAN
Terimakasih YESUS

Amin!!!!

hari pendidikan - 2 mei 2007

good morning mrs!!!

selamat pagi bu guru
pagi , jam 06: 30 , michael telphone his grandmother Tina saragih ( teacher and headmaster )
,bilang selamat hari pendidikan dan bilang kami sehat sekeluarga.

selamat hari pendidikan buat mam...

juga selamat hari pendidikan buat atturang pamela....

semoga...abdimu abadi selamanya.

Sunday, April 15, 2007

panggang ikan nila/mujahir

setelah minum susu dan makan lappet ( little breakfast ) pergi ke 3raja market beli ikan nila segar still alive. bahkan setelah dibelahpun ikan-nya masih hidup....sampai dirumah kami panggang dan dimakan sama nasi putih.

hari ini kami sekeluarga nggak ada yang pergi ke church GKPS.
soalnya bermalas-malas sama istri, anak-anak michael-david, ibunda, mertua, paman, adek.

sore keluarga menuju ke beach/pantai untuk mandi-mandi.

thank TUHAN...kami hidup with happiness.

good bye white..!!

hari ini 15 April 2007,
sungguh hari menyedihkan bagi white, white adalah anjing terbaik yang pernah kami miliki. selain jinak....bulunya lumayan menarik dan menjadi salah satu binatang kesayangan bagi akeluarga kami.

semenjak kami bawa dan besarkan dari bah tonang village sampai ke kota turis parapat - danau toba, anjing ini turut pada tuannya ( kami sekeluarga ), tetapi sesuai dengan kondisi kota turis white tidak sebebas seperti dikampung.....

semenjak white tiba di parapat, banyak orang ( kedai depan rumah ) menginginkan white supaya di potong saja....karena segar kata mereka....tetapi kami urungkan saja...

kebiasaan white menggong-gong membuat sebagian orang sedikit terganggu, padahal
menggong-gong adalah sifat anjing...sampai di hari2 terakhir kematiannya....white mungkin di lempar orang tepat di bawah telinga ( nampak warna merah lembam )...

tepat hari sabtu 14 april 2007 pukul 09:00 wib, white resmi kujual untuk dipotong.
hati memang sedih dan tidak tega....sampai david my youngest son menangis sejadi-jadinya karena tau white di jual mau dipotong....tak kalah menangisnya juga adek kami ani....menangis dan menangis ....sangkin marahnya ...ani memaki-maki orang yang mau beli/memotong..

selamat jalan ya white....

white aalways be white

sungguh kami mencintaimu....







my big family....tiba di rumah

jam 21:00 wib , my mother, my brother ganda, atturang pamela, dan uncle jenar-medan tiba di rumah dengan menumpang bus sejahtera....

my wife & atturang baru mengikuti pemberkatan nikah narti di seribudolog
my mother, Ganda dan uncle jenar...baru ngikuti wisuda ganda's girlfriend ( rina ) at nommensen campus - medan.

Friday, April 13, 2007

honeymoon memories

i remeber...0n April 13-14, 1999
we spent our special honeymoon at Samosir Island in the midlle of Toba Lake
the place and situation so quiet.
it's so wonderful night....and special time.....

sore ini....13/4/2007, mama masakin bubur kacang ijo untuk keluarga kami

pada malam hari ...mama juga nyuapi kami ( suami, anak2-nya )

thank you very much mam...

we love you 4ever.

papa, michael, david

Wednesday, April 11, 2007

HAPPY WEDDING 2.920 DAYS AGO!!!

HAPPY WEDDING 2.920 DAYS AGO
MURSAING HENRY DAMANIK ( MICHAEL’S FATHER )
&
BIDAN DESRIANI PURBA SIGUMONRONG

Ternyata tidak terasa hari ini sudah 2.920 ( dua ribu sembilan ratus dua puluh ) hari atau genap sudah 8 tahun, perkawinanku dengan istri tersayang DESRIANI PURBA SIGUMONRONG putri dari almarhum Tuan st. JANSEN SAIDIN PURBA SIGUMONRONG . Sungguh waktu yang panjang dan penuh perjuangan, apalagi mengingat 2.920 hari yang lalu, ketika itu sungguh mendebarkan bagi sekian bnyak manusia dibumi ini, berhubung monetery crisis melanda pelosok negeri, teringat juga angin dan hujan deras menyambut kami di hari jadi yang sangat istimewa itu, teringat isak tangis kebahagiaan mama dan acara adat yang memakan waktu lama.....

sepulang kerja langsung bikin pagar halaman dari bambu ( bought from pondok bulu ) ,
malam hari pergi " special dinner " ke Ahok restaurant - parapat with menu cap chai and fried rice....continue........happy wedding 4 us!!!

Tuesday, April 10, 2007

return in peace +

hari ini ngikuti acara pemakaman mertua perempuan dari inang anggi leli ( ma david )
my wife memberikan ulos kepada pihak keluarga mereka...tanda belasungkawa...
kami ngikuti rombongan oppung bah tonang dan tulang dari siantar/ pekanbaru...sitopu margani.


semoga tuhan menyertai mereka/ meberikan ketabahan....amin

Monday, April 09, 2007

wedding party

on march 30, 2007

celebrate my sister wedding party.

Nova lestari with Jamarden.

place:

GKPS
Sinaman Pamatang village, dolog pardamean - Simalungun - North Sumatra - Indonesia

situation:

So many guest.

Tuesday, March 13, 2007

house

today...betulin jembatan menuju rumah contract baru, lunch at 3raja market.

sore hari...ngikuti kebaktian kristen di rumah sdri rohana siregar/fb

malam ma2 phoned me.....
they are allright!

thank you for all...my lord!!!

Monday, March 12, 2007

jumpai headmaster of primary school ( SD ) and see new contract house

with my friend, jumpai kepala sekolah sd untuk my son ( michael )....
she is so welcome!
dan izin anak-ku sekolah disana.....setelah basa basi beberapa menit...

kami ambil kunci rumah baru/kontrakan.....ku minta dari yang kontrak sebelumnya...rumah langsung ku check...air pdam sedikit boros....

setelah menyelesaikan kedua tugas diatas......
kami pergi ke girsang...minum tuak ....gua minum 1 gelas dan my friend tegak 3 gelas.....menunya telur didadar dan ada roti....
tempatnya persis di samping pasar dekat jembatan.....1 km sebelum perbatasan simalungun dengan tobasa....

wah sedikit...asyik....sayang gua takut mabuk.....

Tuesday, March 06, 2007

busyetttt....

busyetttt deh mereka......

kami telah berikan panjar.....contract rumah
tapi ketika mau bayar sisa-nya malah dinaikkan harganya
sungguh diluar dugaan....

Tuhan berikan teguran-MU pada mereka...supaya jangan semena-mena terhadap orang lain

mama sedih...ampe nangis....

ok mammmmm....stop crying, please!!

may it is a process to good future...

trust in GOD.... we will found a big thing!!!

Thank you my Jesus Christ

thank you my JESUS!

hari ini...senin, 5 Maret 2007......di pematang siantar
kami menerima sk cpns mama kami.....
setelah sekian lama menanti dan berharap....
akhirnya Tuhan...menjawab semua doa-doa kami...

kiranya ....semua berguna.....

under writing!!continue!!

Thursday, March 01, 2007

KASIH IBU

telling about sweet Mother Love.......really really never ending....
Mom does everything with us.

i and my brother/sister have an interesting memories with our mom....it's unforgetable, sure ...unforgetable till today even till we die.

here the story:














under writing....continue!!

Wednesday, February 14, 2007

pelayanan pns indonesia buruk

Ketika masyarakat butuh pertolongan darurat/emergency service , para pns ( pegawai negeri sipil ) tidaklah selamanya menjadi teman yang baik dan bersahabat. malah mereka sedikit melecehkan dan seakan-akan tidak memiliki moral......( mempersulit ).
hal tersebut diatas , ku alami ketika mengurus salah seorang warga desa untuk berobat ke rsu di p. siantar - sumut dengan menggunakan memo ajaib yang disebut askeskin.
para abdi negara ini tetap berkutat di administrasi.....dan tidak memandang kondisi pasien yg memang butuh pertoongan medic sesegera mungkin.
continiou.............

Tuesday, February 13, 2007

Sunday, February 04, 2007

lake toba viewed from hotel room


How beautiful lake toba is......



You can enjoy from hotel terrace

Some hotels room facing to the lake ....and green hill...



have you ever seen the ferry boat sailing the lake from the room?



discover it!!!!!



i will help you .


I welcome you




Saturday, February 03, 2007

MAMUHOT ( NANGKAP BURUNG DENGAN JALA )

Anda pernah berburu binatang dengan alat modern ( dengan senapan ) atau menjala ikan di danau/sungai dan laut. ini mungkin gampang atau sudah pernah dilakoni sekian banyak orang....

tapi my memory ketika di desa Pamatang Sinaman.....ada satu yang tak terlupakan ( unforgetable ).....yaitu: MAMUHOT - nangkap burung dengan membentangkan jala pada posisi berdiri....lalu beberapa orang mengusir burung dari arah yg berlawanan......soo, burung-burungpun terjerat....

kegiatan ini dilakukan pada malam hari dengan personil minimum 2 orang...

continou.....

Tuesday, January 30, 2007

memory when uncle JAMADEN WEDDING PARTY


ketika berphoto-ria.....mama, aku, nova, ondang, uncle with his wife at Pamatang Sinaman . GKPS.

Thursday, January 18, 2007

my last picture 2006


here ...my last picture on 2006.....

hoping in 2007.......GOD blees me and my all family. amin...!!!

Friday, January 05, 2007

DETIK-DETIK MENJELANG 2007

Detik-detik menjelang tahun 2007 adalah saat yang mendebarkan. Banyak manusia merayakannya dengan sederhana ada pula yang menyongsongya dengan penuh kegemberiaan, dlsb.
gambar ini , diambil tepat tanggal 31 desember 2007 lebih kurang 8 jam menjelang pergantian tahun 2006.
saya ( tengah ) bersama rekan kantor fhoto bareng

Wednesday, January 03, 2007

OLD & NEW 2006 - 2007 WITH FAMILY




happy new year 2007


to:

Michael & David's granfather/mother
Michael & David's Uncle
My eternal wife
My Son ( michael And David )
My sister and Brother
All of you


Merayakan akhir tahun 2006 dan menyongsong tahun baru 2007 , sangatlah mengasyikkan apalagi dirayakan di village...wah asyik benar.....mulai dari ngikuti kebaktian gereja akhir tahun dan maaf-maaf an antara keluarga ( mulai dari yang muda sampai orang tua ).

under construction...