Info buat Pemkab Simalungun:
BANYAK GUNUNG BISA DIJADIKAN SEBAGAI OBYEK WISATA
Parapat, SS
“ Banyak pegunungan yang bisa dijadikan sebagai obyek wisata di kabupaten Simalungun, misalnya di sekitar Daerah Tujuan Wisata Parapat gunung Simarbalatuk sangat potensial bila dijadikan sebagai obyek wisata karena para pencinta jungle trek, sunrise dan sunset bisa mendapatkanya disini ”. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang guide local bermarga Sidabutar pada hari Sabtu ( 3/2 ) di kantor Bagus Holiday parapat.
Disamping menikmati matahari terbit dan terbenam, para pecinta alam juga bisa menimati ragam jenis flora fauna yang terdapat dihutan yang konon ceritanya masih ada binatang binatang buas, reptil dan jenis unggas serta masih banyak lagi.
Masih menurut pengakuan anak muda tadi, tempat ini sudah lama dipromosikannya kepada wisatawan khususnya wisatawan Mancanegara dan hampir dari semua tamu yang pernah dibawanya mengakui betapa indahnya panorama digunung tersebut. Dan minimal 2 hari lamanya perjalanan /tour yang dibutuhkan tamu untuk menjelajahi alam sekitarnya itupun terkadang tamu merasa belum puas.
Ketika wartawan Suara Simalungun menanyakan apakah semua pengalamannya sudah pernah dipaparkan kepada publik atau kepemerintah setempat supaya dikelola dan dikembangkan ? “ Saya bukannya tidak mau berpartisipasi mengembangkan sayap pariwisata di Simalungun ini, tetapi mana mungkin pemda setempat mau peduli akan hal itu sebab obyek- obyek yang telah ada serta yang sudah dikenal oleh kalangan wis-man dan wis-nu saja pun tidak diperhatikan atau nyaris terlantar” imbuhnya.
Puluhan Pemandu Wisata yang pernah membawa tamu ke sejumlah pegunungan yang ada di Kabupaten Simalungun menjelaskan, bahwa keindahan panorama gunung Simarsolpah, Simarbalatuk serta gunung yang lainnya tidak kalah indahnya bila dibandingkan dengan gunung yang ada di Kabupaten Karo seperti Sinabung dan Sibayak, “ kalau kurang percaya, nanti kalo ada tamu yang mau berangkat , silakan saja abang bisa ikut menikmatinya ” ajak mereka .
Pengalaman para pemandu wisata ini sedikit menggugah hati kita untuk mencobanya, mau ikut silakan hubungi beberapa biro perjalanan yang ada disekitar kota anda. ( MHD )
BENNY NAPITUPULU, SE:
“ PEKAN TIGA RAJA BUTUH PENATAAN “
Parapat, ( SS )
“ Pekan Tiga Raja Parapat salah satu pekan yang letaknya sangat strategis berada beberapa meter saja dari pantai Danau Toba, butuh penataan untuk menunjang masa depan kepariwisataan Simalungun” Ungkap tokoh Pariwisata Simalungun Benny Napitupulu, SE ( 41 ) di kantornya Jalan Pelabuhan no. 01 – Tiga Raja, Kamis ( 17/5 ).
Konon ceritanya Pekan ini dulu khusus bagi raja-raja yang bermukim di sekitar Danau Toba ( Raja Simalungun, Raja Toba, Raja Dairi bahkan raja-raja lainnya yang datang dari luar ).
Sekarang letak dan situasi pekan tersebut terkesan kurang penataan khususnya warung-warung yang menutupi pemandangan langsung ke arah Danau Toba. “ Baru-baru ini sudah saya usulkan kepada Pak Bupati Simalungun agar Kawasan Pantai Tiga Raja di tata, di buat lokasi untuk memancing, kita tunggu saja realisasinya “ Tambah Pimpinan PT. Bagus Holiday’s Parapat ini.
Ketika SUARA SIMALUNGUN menanyakan bagaima peranan pihaknya dalam pengembangan DTW ( Daerah Tujuan Wisata ) Rumah Bolon – pamatang Purba ( King’s Palace ), bapak yang di percaya sebagai koordinator Organisasi yang bergerak menangani Pemandu Wisata antara Tuk-tuk dengan Tiga Raja,menerangkan: “ Dulu selalu kami promosikan bahkan tempat itu ( Rumah Bolon ) masuk dalam paket perjalanan kami,tetapi sekarang terpaksa kami tunda dulu/ di tiadakan karena alasan Entrance Fee ( Tiket masuk ) sedikit mahal, sulit untuk menjualnya. Coba bandingkan dengan entrance Fee yang ada di sekitar DTW Samosir Island, hampir rata-rata relatif terjangkau bahkan sebagian tempat tidak memungut bayaran ,mereka hanya menyediakan Donation Box ( Kotak Sumbangan )” tambahnya sembari memberikan Greeting kepada Wisatawan Asing yang masuk ke kantornya.
Memang berbicara tentang pariwisata erat kaitannya dengan situasi Daerah Obyek Wisata dalam arti tidak cukup hanya mengandalkan nilai historis nya saja, cost untuk masuk sekalipun harus dipikirkan.
KETIKA BALI BUKAN LAGI POLA PERCONTOHAN SEKTOR PARIWISATA
Selama ini Bali adalah Daerah Tujuan Wisata nomor satu di Indonesia. Sangkin populernya ada motto yang dikenal dengan sebutan: " Jangan dulu mati sebelum anda mengunjungi Bali ".
Tapi sekarang Bali sudah tercemar, pola pengembangannya pun telah terjadi kesalahan fatal. Bahkan baru-baru ini Menteri Pariwisata dan Kebudayaan I Gde Ardhika meminta agar daerah lain di Indonesia tidak mengikuti tatacara pembangunan sektor kepariwisataan yang ada di Bali. Seperti di Pantai Kuta adanya suara musik yang membisingkan sementara seorang turis membutuhkan dan ingin menikmati ketenangan. Selain Kuta beach, di lokasi obyek wisata Monkey dibangun sejumlah warung. Dalam hal ini pemerintah tentu menjaga dan mengajak kita untuk memelihara hal-hal yang alamiah ( Back to Nature ) supaya siap untuk dijual kepada wisatawan.
Parapat yang terletak ditepian Danau Toba, haruskah mengikuti pola pengembangan yang telah dilakukan oleh Pemda Bali ?
Parapat dengan Danau Toba nya yang sangat indah adalah satu keharusan untuk melestarikannya. DTW Danau Toba merupakan Warisan Dunia yang tak ternilai harganya serta tak ada duanya di bumi ini ( The King's of all the Lake ).
Saat ini Pemda Kabupaten Simalungun akan melakukan penataan , bahkan Bupati telah mengingatkan bagi yang tidak mengindahkan rencana penataan tersebut akan mendapat sanksi yaitu ujung-ujungnya penggusuran. Sungguh hal yang tegas!!!!
Penataan yang dimaksudkan adalah penataan sepanjang pantai seperti penertiban tenda-tenda yang dibatasi dengan tali, bangunan-bangunan yang ada disepanjang arus jalan Pematang Siantar - Parapat harus dibongkar. Mungkinkah???
Keseriusan Pemda setempat patut didukung oleh semua pihak karena semuanya itu demi keberhasilan sektor kepariwisataan yang telah diprogramkan pada tahun lalu menjadi sektor andalan setelah pertanian dan perkebunan. Kalau tidak kita akan kehilangan pendapatan disektor tersebut atau terjebak seperti apa yang dilakukan di Bali.
Terpuruknya sektor kepariwisataan saat ini, tidak terlepas dari krisis yang berkepanjangan, situasi politik yang terus berkecamuk, adanya unjuk rasa, isu sweeping bagi negara asing.
Padahal bila dihitung-hitung walaupun telah terjadi tragedi World Trade Center di negeri Paman Sam, hal itu dapat meraup dan menambah jumlah kunjungan turis ke Indonesia. Alasan singkatnya karena telah terjadi pembatalan turis-turis untuk berkunjung ke negara tersebut.
Dalam hal ini keamanan adalah yang utam, wisatawan akan berkunjung apabila dia merasa aman disamping didukung oleh faktor pendukung lainnya. Jadi sungguh sangat fatallah apa yang sudah maupun yang akan dilakukan oleh aktor-aktor pembuat ketidak-amanan wisatawan di negara tercinta kita ini.
Menyimak bahwa jangan meniru cara pengelolaan sektor kepariwisataan di Bali yang mana telah melakukan kesalahan besar, Pemkab Simalungun seharusnya belajar dari himbauan tersebut karena kenyataanya " Natural Object " adalah mahal dan harus tetap dipelihara.
Disamping penataan, penjagaan,, faktor kepercaan bagi setiap wisatawaan, keamanan harus tetap dikembangkan. Kalau tidak rata-rata kunjungan turis ke Kabupaten Simalungun yaitu sebanyak 2.151 per harinya akan menurun. nah...pilih yang mana.
" POTRET HUT 168 KAB. SIMALUNGUN "
Perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Simalungun yang dihadiri ribuan masyarakat dari berbagai etnis hari Sabtu ( 20/10 ) tepatnya di Stadion Mini Rajamin Purba SH jalan Asahan, Terlihat salah satu kontingen Kecamatan yang ikuti ambil bagian dalam iring-iringan pawai ternyata belum kenal bagaimana rupa sang Bupatinya sehingga " siluah "( Oleh-oleh ) yang dibawa sempat lewat beberapa meter dari depan sang bupati. Dengan wajah sedikit malu pembawa siluah terpaksa balik kiri dan hadap kanan sambil menyerahkan siluah. Koq…bisa ya….!!???( M' saing ).
TURIS MANCANEGARA SEPI DI PARAPAT PEKERJA PARIWISATA SEDIH
Parapat, SS
Satu bulan sudah berlalu untuk tahun 2002, kunjungan turis mancanegara ke Daerah Tujuan Wisata Parapat sekitarnya sepi atau bisa dihitung dengan jari. Aktifitas pekerja pariwisata terlihat tidak bergairah. Kebanyakan turis yang datang pada saat weekend saja ( Akhir Pekan ) itupun turis lokal, sementara untuk turis mancanegara terasa enggan datang menginjakkan kakinya apalagi untuk menginap barang satu hari saja. Ketidakhadiran turis mancanegara dikeluhkan oleh beberapa pekerja pariwisata yang berhubungan langsung atau menggantungkan kehidupannya dari datangnya para turis tersebut.
Purba ( 29 ) misalnya, sehari-hari dia mengharapkan adanya turis asing yang menukar mata uang dollar ke rupiah tetapi akibat tidak adanya turis yang datang transaksi jual beli valas nya ( Valuta Asing ) diambang kehancuran serta gulung tikar. “ Biasanya bang, kalo turis ada minimal Rp. 20.000,- per hari keuntungan yang dapat saya raup, tetapi sekarang tidak ada sama sekali “ ungkapnya sedih pada SS.
Beberapa nahkoda kapal jurusan Tiga Raja – Pulau Samosir ( Tuk-Tuk Siadong ) yang berhasil diwawancarai wartawan SUARA SIMALUNGUN mengaku sedih akibat minimnya arus kunjungan para turis pembawa dollar. Kenapa tidak sedih, biasanya muatan kapalnya hampir penuh dengan mereka ( Bule ) dan tak jarang pula kapal mereka di carter seharian penuh untuk menjelajahi indahnya kawasan Danau Toba sekitarnya tetapi sekarang semua itu tinggal “ sweet memories “ saja, aku bermarga sirait yang sudah lebih puluhan tahun bergelut dikapal sebagai nahkoda .
Memang indah bila dikenang serta pahit untuk dirasakan, paling tidak ungkapan tersebut menjadi potret kenyataan tentang situasi Pariwisata Danau Toba Sekitarnya saat ini. Sampai Kapan??? ( MHD )
MONYET BERKELIARAN DI JALAN LINTAS SUMATERA – PARAPAT
Parapat, SS
“ Sebenarnya kehadiran monyet-monyet ini bisa menambah hiburan bagi para penumpang saya tetapi alangkah baiknya binatang itu kembali ke alamnya atau ketempat penangkarannya, karena kalau binatang itu terus menerus ditempat ini pasti suatu saat akan punah dan bisa diambil orang “. Puluhan monyet berkeliaran disepanjang jalan lintas Sumatera sekitar 6 km dari kota wisata Parapat – Kabupaten Simalungun. Aksi turun kejalan binatang ini menimbulkan rasa prihatin bagi siapa saja yang melihatnya , dimana mereka ( Monyet ) seakan-akan mengiba minta makanan dari para pengemudi dan penumpang yang melintas dijalan tersebut, hal ini kemungkinan besar disebabkan karena salah seorang penduduk bermarga Manik tidak bisa lagi berbuat banyak menyediakan makanan untuk binatang tersebut.
Banyak pengemudi dan penumpang yang melintas dijalur ini selalu memberikan pisang, kacang, jagung serta jenis makanan lainnya, tetapi terkadang para pengemudi maupun penumpang merasa terganggu akan aksi binatang ini bahkan terkadang ada yang merasa ketakutan ketika sang monyet berani masuk kedalam mobil merebut makanan yang ada.
Salah seorang pengemudi bus angkutan “ Parisma “ yang melayani trayek Parapat – Pematang Siantar mengungkapkan pada Suara Simalungun :
Dikabarkan binatang yang berkeliaran ini telah memasuki dan merusak lahan pertanian masyarakat setempat , kiranya pemda setempat bisa mencari solusi bagaimana cara mengembalikan kawanan monyet tersebut ke alamnya, pinta masyarakat.
“ MASYARAKAT RANTAU PRAPAT RINDUKAN SS “
Parapat, SS
Sejumlah masyarakat kota Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu merindukan dan ingin melihat bagaimana wajah Surat Kabar Independen Suara Simalungun , hal itu diutarakan beberapa tokoh masyarakat Simalungun yang ada disana, Senin, 4/3 pada wartawan SS, Mursaing Henry Damanik disela-sela acara pesta pernikahan salah seorang putri asal Sidamanik.
Sesuai dengan hasil pantauan SS, masyarakat yang ada disana ingin mendapatkan informasi dari kampung halamannya sebagai penawar rindu sekaligus ingin mengetahui perkembangan yang ada di Kabupaten Simalungun. Salah seorang tokoh simalungun yang juga tokoh pendidikan Bpk RS. Damanik bersedia sebagai biro dan sekaligus pendistribusiannya. “ Silakan saja…..saya siap membantu “ ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan ibu K. Saragih ( Mak Ana ), ibu yang sudah berdomisili di Rantau Prapat sudah hampir 30 tahun ini, optimis bahwa SS bisa berkembang disana. Alasan singkatnya, perkembangan kota tersebut sangat pesat terlebih-lebih dibidang perdagangan. Ketika bincang-bincang dengan SS, putri tokoh masyarakat Sidamanik ini yakin kalau SUARA SIMALUNGUN bisa sukses kalau benar-benar menjalankan motto Simalungun yaitu: HABONARAN DO BONA.
Diakhir perbincangan , masyarakat Simalungun yang ada di Rantau Prapat menitip salam buat seluruh warga Simalungun dimana saja pun berada, mari bersatu dan berjuang, pinta mereka
“ PEMBANTU RUMAH TANGGA NGINAP DI HOTEL BERBINTANG “
Parapat, SS
Banyak orang sepele apabila melihat PRT ( Pembantu Rumah Tangga ) karena pekerjaannya dianggap sebagian orang hina, padahal mereka sangat berjasa bagi orang-orang punya dan dan tak jarang ditemukan beberapa orang yang beruntung menjadi prt.
Yani misalnya salah seorang pembantu rumah tangga di Tebing Tinggi mengaku sangat beruntung akan profesi yang dijalaninya serta menganggap itu sebuah anugerah dari Tuhan , karena sebelum dia bekerja sebagai prt kehidupannya sangat pas-pas-an bahkan bisa dibilang serba kekurangan serta tinggal didaerah pedalaman yang jauh dari sentuhan tekhnologi canggih tetapi setelah menjadi pembantu rumah tangga warga keturunan ,kehidupannya pun menjadi indah bahkan terbilang berkecukupan. Selain gaji yang memadai, pada setiap akhir pekan Yani ikut juga ikut berlibur dan tinggal di hotel-hotel mewah bersama keluarga majikannya. Bahkan menurut pengakuan gadis yang hanya tamat es-em-pe ini , tak jarang dia menginap dihotel international berbintang lima serta mengunjungi daerah-daerah obyek wisata yang ada didalam dan luar negeri.
Sedangkan Wati ( 20 ) berasal dari keluarga yang tidak mampu di pedalaman Jambi, mengatakan semula dia tidak menyangka bahwa kerja sebagai prt akan menikmati hidup yang berkecukupan karena selain dia sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh majikan , sebuah rumah telah dihadiahkan, “ sungguh …semua ini tak kusangka…” akunya pada SS Minggu, 10/3.
Kami sudah rutin berlibur keluar kota pada setiap akhir pekan, dan selalu tinggal di hotel berbintang, tambahnya.
Meskipun demikian , ada juga pembantu rumah tangga yang mengeluh akan profesinya, Nuraini seorang prt di P. Siantar misalnya, mengaku pada SS, tak jarang kalau gaji bulanannya tersendat-sendat alias diulur oleh sang majikan padahal gaji tersebut sangat penting untuk dikirim pada orang tuanya dikampung. Mengenai hiburan diakuinya sudah sangat puas karena dirumah boss-nya semuanya tersedia serba lengkap. Mengenai bepergian keluar kota Pematang Siantar majikannya selalu mengajak bersama keluarga menginap di Hotel-hotel mewah. Lebih jauh wanita single yang sudah bekerja pada majikannya lebih kurang empat tahun ini, mengaku bawasannnya pekerjaan ini adalah keterpaksaan baginya untuk bertahan hidup dan untuk membantu orang tua serta adik-adiknya dikampung.
Demikianlah sekelumit potret pembantu rumah tangga yang pasti sekedar menginap di Hotel berbintang bukan barang asing lagi bagi mereka.
SITI ZULAIKA:
“ Saya Menghargai Lelaki “
“ Saya suka dunia model, maunya ada orang yang menyalurkan bakat dan profesi saya “ sepenggal kalimat itu terucap dari bibir manismu apalgi mengungat statusmu masih single, membuat kaum adam tergoda.
Walaupun segudang prestasi yang telah kamu raih khususnya dibidang modeling, rasanya selalu saja kurang puas dan belum apa-apa bagimu. Mengintip prestasi yang pernah kamu raih antara lain: Juara II gaya H & R Kodya Medan ( 1998 ), juara II Putri Jean’s dari kota Medan ( 2000 ), juara II wajah ayu ( 2000 ) serta pemenang gadis Sun Silk Kodya Medan ( 2001 ) .
Bukan laki-laki saja yang bisa maju dan berhasil, saya sebagai cewek berkeinginan maju, katamu dengan nada optimis. Maksud saya bukan merendahkan lelaki tetapi justeru sebaliknya saya ssungguh menghargai lelaki . Coba saja kalu tidak ada lelaki ( Sang Ayah ), tanggal 1 oktober 1982 tepatnya di Medan tak mungkin saya lahir didunia ini.
Ika…..itulah nama panggilan singkatmu, Hotel Niagara International tempatmu sekarang bekerja. Menimba ilmu dan pengalaman serta berpartisipasi didunia pariwisata juga harapanmu.
Setiap kali kamu membaca Surat Khabar Independen Suara Simalungun, Apakah ada di Medan beredar Koran ini, tanya-mu. Jangankan di kota Medan ke Bali-pun Suara Simalungun melangkah , apalagi di Medan…..disitu selesai dicetak langsung tersebar..dek!!.
Mencermati pemberitaan Suara Simalungun yang berani & Aktual membuat-mu tertarik bahkan salut….tepat itulah sebagian wajah Suara Simalungun.
Zodiak Libra yang menghiasi kehidupan sehari-harimu dan memiliki hobby korespondensi, rumahmu di Jl. Cenderawasih 364 Perumnas Mandala Medan 202226, phone : 7351371 terbuka untuk umum yang bermaksud baik….silakan datang, pinta-mu.
Tak bisa dipungkiri, kini kamu mengais harapan di Bumi Habonaran Do Bona – Simalungun, teruslah berjuang….!!!
MISTERI JATUHNYA MPU WIDT DI SIBAGANDING
Parapat, SS
Mobil Penumpang Umum WIDT – L300 trayek Parapat – Pematang Siantar, masuk jurang lebih kurang 30 meter tepatnya di kilometer 5 dari kota wisata Parapat – P. Siantar mengakibatkan 5 orang tewas dan 12 luka berat dan ringan.
Kelima korban tewas tersebut 3 orang sudah diambil oleh keluarganya sedangkan 2 orang lagi masih di RSU Parapat dan belum diketahui identitas diri karena tidak ditemukan ktp maupun kartu identitas lainnya, yaitu laki-laki dan perempuan yang diperkirakan suami istri.
Korban yang luka berat masing-masing MS(32) penduduk Tigaraja Parapat, NT(55) warga Parapat, AS(59) warga Samosir, FD ( 4) warga Parapat, MMS(35) warga Perdagangan, Rs(48), SS(67) warga Garoga Samosir, sedangkan korban yang lain St SP(56) warga Panahatan Parapat, Drs KP(41) ,SF(60) warga P. Siantar, YS warga Nainggolan Samosir, LS( Driver ) warga Parapat , RS warga Panahatan Parapat.
Sumber yang berhasil dirangkup wartawan SS, kecelakaan lalulintas yang menelan korban jiwa tersebut terjadi karena sesampainya di TKP, bullzoil mobil lepas sehingga driver tak kuasa mengendalikan mobil lalu masuk jurang.
Sementara sejumlah masyarakat mempertanyakan sekaligus mengganggap bahwa ke dua mayat tersebut misterius, yang mana sampai berita ini diturunkan, mayat masih berada di RSU Parapat, kenapa yang lainnya bisa dikenali …ungkap salah seorang warga prihatin. Warga berharap agar mayat X tersebut bisa diketahui siapa sebenarnya mereka.
TURIS ASAL YUNANI SALUT AKAN SUARA ORANG BATAK
Parapat,SS
Puluhan turis mancanegara yang berasal dari Yunani mengaku salut akan suara-suara indah orang batak dalam melantumkan lagu daerah maupun nasional bahkan lagu-lagu international. Hal itu diungkapkan salah seorang dari rombongan tersebut, Mr. Nikolaidis ( 43 ) di lobby lounge Niagara Hotel parapat, Senin ( 24/2 ).
Rombongan turis mancanegara ini dihandle oleh Horasindo Travel-Medan, berada di Kawasan Danau Toba untuk menikmati Wisata budaya, wisata Panorama alam. Kebanyakan dari mereka masih pertama ke Danau Toba bahkan ke Negara Indonesia, “ This is my first time to visit Lake Toba and here so wonderful “ ungkap wanita setengah baya ketika bincang-bincang dengan Wartawan SS.
Personil vocal group mengaku sangat senang bila menghibur tamu-tamu asing karena situasi sangat hidup, ceria dan tamunya sangat royal serta sitamu merasa seperti dirumahnya sendiri. ( MH. Dmk )
PENGHUNI “ BARAK KERINDUAN ” SEMBELIH 2 EKOR KAMBING
Parapat, SS
Lebih kurang ratusan Penghuni “ Barak Kerinduan “ Hotel Niagara Parapat mengadakan pesta syukuran – Selasa, 19/3 di halaman barak tersebut. Sebagai rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa turut di sembelih 2 ekor kambing untuk dimakan bersama serta panggang ikan mujahir.
Beberapa undangan yang datang menyebutkan salut akan acara ini serta patut ditiru dan kalau bisa diadakan secara kontinu serta lebih meriah lagi, ungkap Desriani br Purba yang datang dari P. Siantar.
Untuk mempererat hubungan keluarga sesama penghuni barak, lagu kemesraan dinyanyikan bersama-sama, kiranya tetap bersama dalam hal suka maupun duka. Sesuai laporan dari koordinator acara Marolop Gurning, acara ini berjalan dengan lancar berkat kerjasama semuanya, mengenai biaya untuk seluruh kegiatan berasal dari swadaya penghuni barak tidak ada dari perusahaan.
PSK BERKELIARAN DI PARAPAT
Parapat, SS
Wanita PSK – Penjaja Seks Komersial berkeliaran di kota turis Parapat – Danau Toba, mereka tak segan-segan memperlihatkan auratnya kepada khalayak ramai. Seperti yang terlihat SS di Pekan Tiga Raja Sabtu, 23/3 para PSK yang rata-rata berusia muda mengenakan busana serba mini dan pandangan orang tertuju pada mereka.
Para pedagang dan masyarakat yang sedang berbelanja di pekan tersebut mengeluh dan takut kalau anak-anak mereka sempat tergoda oleh karena ulah para wanita psk tersebut. Salah seorang ibu rumah tangga yang sedang berbelanja dan tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, kalau dulu tidak pernah ada pemandangan seronok disini ( Pekan-red ) tetapi sekarang sudah berubah – coba saja lihat mereka itu , merokok, seronok dan terkesan mencari mangsa bahkan di mopen-mopen kota pun mereka sering terlihat bergaya berlebihan.
Pemda setempat diharapkan untuk mengantisipasi hal ini, karena takut para tamu-tamu atau keluarga yang sedang berlibur ter-usik oleh karena ulah mereka ( A-82 ).
ADILKAH BUAT WANITA???
Kalau pelacuran merupakan suatu kejahatan, maka hal ini adalah suatu kejahatan terhadap wanita. Tapi yang dituduh adalah wanita bukan pria . Sungguh, pelacuran merupakan suatu kejahatan yang aneh, yang membuat korbannya menjadi penjahat juga. Akhirnya, penjahat wanita, sekali ia dipersalahkan dalam pengadilan, dan mendapat hukuman yang lebih berat dari pada pria yang melakukan kesalahan yang sama.
Seorang anak laki-laki remaja yang lari dari rumahnya tidak akan menerima banyak hukuman, tapi seorang gadis usia remaja akan menerima banyak hukuman, dan seorang usia remaja akan segera dikurung karena anda duga demi keselamatannya. ( Caroline Notes )
RATUSAN TELUR PASKAH DIBAGIKAN
Pertama dirayakan dalam kurun waktu 10 tahun
Parapat, SS
Lebih kurang 300-an orang memadati aula Katolik jl merdeka – Parapat, Rabu ( ¾ ) dalam rangka mengikuti acara perayaan paskah.
Acara yang disponsori karyawan/ti Hotel Niagara yang menganut agama Kristen ini mengambil tema: “ Dengan iman yang teguh kita bina rasa persaudaraan dan kebersamaan “ dibuka tepat jam 19:00 wib oleh Pdt. M. Lubis Sth, dalam khotbah sucinya beliau mengingatkan akan arti dan makna perayaan pesta paskah bagi umat –nya terlebih dalam menjalani era-globalisasi dewasa ini. Setelah khotbah selesai dan doa berkat, turut dibagikan “ Telur Paskah “ satu butir per orang bagi umat yang hadir kedepan aula.
Perayaan paskah ini adalah untuk pertama kalinya bagi karyawan/ti Hotel Niagara parapat dalam kurun waktu 10 tahun dan terselenggara atas kerjasama umat kristiani yang ada di hotel tersebut.
Turut hadir yang mewakili perusahaan bapak Bunen Perangin-angin, dan pengusaha rumah makan Sagala-pak nico, beberapa orang umat islam serta keluarga karywan/ti HN sehingga menambah suasana paskah sangat hikmah,akrab dengan rasa kekeluargaan. Selesai acara makan bersama, lagu-lagu rohani berkumandang dari suara-suara emas yang disumbangkan oleh karyawan/ti,uning-uningan, vocal group HN.
Salah seorang koordinator acara Marolop Gurning mengucapkan terimakasih atas kedatangan para undangan dan partisipasinya serta mengharapkan kebersamaan ini bisa terwujud untuk hari-hari yang akan datang, seharusnya setelah acara selesai direncanakan akan diadakan diskusi tentang pembentukan Serikat Tolong Menolong bagi umat Kristen Hotel Niagara, tetapi karena waktu dan personil tidak mendukung sehingga tidak jadi dibicarakan, ungkapnya pada SS. Thank You Lord!!
RPL & LKW GKPS DI PARAPAT
* Bahasa Simalungun hampir tak terdengar
Parapat, SS
Rapat Pengurus Lengkap dan Latihan Kepemimpinan Wanita Gereja Kristen Protestan Simalungun berlangsung selama 2 hari, 12 – 14 april di Wisma Methodist – Bangun Dolok Parapat. Acara yang diikuti oleh berbagai utusan dari setiap resort yang ada di GKPS ini, mendapat suntilan dari kalangan peserta.
Beberapa peserta yang berhasil diwawancarai Suara Simalungun mengatakan keheranannya sekaligus prihatin dalam penyampaian materi oleh para pengantar yang tidak mempergunakan bahasa Simalungun padahal jelas mereka orang Simalungun lagi pula sekarang sedang giat-giatnya memelihara budaya dan bahasa Simalungun oleh berbagai organisasi masyarakat, padahal pesertanya banyak berasal dari kampung . Saya heran, kenapa bisa GKPS yang selama ini dikenal Gereja Kristen Protestan Simalungun yang mempergunakan bahasa nenek moyang Simalungun berubah bahasa Indonesia, yah..bikin saja gereja kita ini namanya Gereja Kristen Protestan Simalungun-Indonesia, ungkap ibu br Sinaga yang juga tokoh wanita tersebut.
Bahkan Minggu 14/4, salah seorang peserta hendak pulang ke Pematang Siantar mengungkapkan rasa terkejut dan keherannya di stasius bus Parisma, Saya terkejut, disini tidak terdengar sama sekali bahasa Simalungun padahal ini kan masih daerah yang masuk dalam peta Simalungun , kenapa bisa ya?? Saya hampir saja tidak merasa ini daerah nenek moyang saya sendiri yaitu Simalungun, tambahnya pada SS.
STM NASRANI HN TERBENTUK
Parapat, SS
Serikat tolong menolong Nasrani Hotel Niagara Parapat terbentuk, senin ( 6/5 ) di parrapotan hall hotel tersebut. Rapat yang dihadiri langsung oleh personal manager bapak Bunen Perangin-angin, Duty manager bapak H. Manurung dan ketua STM muslim bapak M. Rizal Siregar serta umat Kristen berjalan dengan lancar.
Terpilih sebagai ketua Marolop Gurning dan didampingi sekretaris serta bendahara. Pada kesempatan tersebut, beberapa anggaran dasar rumah tangga telah disepakati dan masa berlaku mulai tanggal 1 juni 2002.
Marolop Gurning yang juga Komandan Regu Satpam tersebut, mengharapkan STM ini jangan bernuansa politik akan tetapi bertujuan dibidang sosial dengan rasa kebersamaan dalam suka maupun duka…semoga!! ( Mhd )
“ MENGINTIP MAKNA SEBUAH PROYEK SIMANJA “
Akhir-akhir ini sering kita dengar apa yang disebut dengan nama proyek Simanja atau Simalungun Jaya. Mencermati kalimat tersebut, sejuta harapan tentang kehidupan yang lebih baik khususnya bagi warga Simalungun, kiranya bisa dinikmati seiring dengan perjalanan sang waktu. Bahkan Simanja sudah digaungkan oleh pemerintah Kabupaten setempat. Program ini memang bagus tak kalah dengan program-program lainnya, tetapi akan lebih bagus lagi ‘pabila Simalungun benar-benar dimanja oleh sentuhan pembangunan secara merata mulai dari hulu sampai ke hilir, dari dusun sampai ke kota. Sebagai contoh kecil: Bagaimana mungkin masyarkat disatu nagori ( Desa ) merasa dimanja kalo pengadaan air bersih saja, sangat sulit didapat atau di satu Kecamatan tidak memiliki Sekolah bagi anak-anak yang nggak mampu ke kota serta bisa saja dari satu dusun harus menempuh ber jam-jam ke ibukota kabupaten diakibatkan oleh infrastruktur jalan yang tidak mendukung/rusak.
Apabila pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dengan: “ mana mungkin semua itu terasa dimanja!! Lalu jawaban apa yang muncul dibenak kita???….Ah,,,masa sudah hidup tertinggal merasa dimanja???. Angkutan roda empat tak bisa masuk dusun, apa terasa dimanja?? Apa tidak mungkin, Siman-Ja bisa berubah menjadi Sisip-on ( Simalungun-simalungun Penonton )??!!.
Penonton ditanah leluhurnya sendiri, penonton gratis yang mungkin tidak bisa berbuat apa-apa atau tidak berkutik serta pasrah tapi tak rela…..??!!
Penulis tidak tahu apa yang bakal terjadi apabila suatu saat generasi Simalungun mempertanyakan, koq lamban ya…perkembangan bangsa-ku ini???!!! Juga nggak tahu kalo nanti mereka ( Generasi mendatang ) memberontak akan keadaan yang mereka anggap tidak seharusnya terjadi. Padahal kita tahu kekayaan alam yang kita miliki sungguh banyak , kebun, sawah ladang yang membentang luas, potensi kepariwisataan yang menakjubkan.
Bisa saja, generasi mendatang beranggapan bahwasannya tidak ada ompung-nya yang cerdik serta pandai atau ada yang cerdik pandai tapi tidak perduli , tidak bersatu, tidak saahap. Kalau saja itu adanya, berarti program indah simanja akan sia-sia disaksikan oleh mata Simalungun- Simalungun Penonton ( Sisip-on )sendiri, pohon program tersebut hanya sebatas rencana strategis yang tak mampu berbunga, apalagi untuk berbuah/berhasil. Mau jadi penonton…terserah anda.
Kita akui sungguh banyak organisasi yang membawa bendera Simalungun, banyak diantaranya tercatat dan terkenal dikalangan masyarakat karena perjuangannya terhadap hak serta exsistensi bangsa Simalungun namun dibalik semua itu masih ada pula yang menjalankan misinya setengah hati bahkan sifatnya tidak membangun, terkesan seremonial saja. Mungkin saja kita pernah tahu, suatu organisasi muncul kepermukaan karena minta sumbangan atau karena ada kepentingan padahal selama ini kita tahu organisasi tersebut tidak ada, cara seperti ini tidak mencerminkan pencerdasan bangsa Simalungun.
Dalam rangka memperingati 100 tahun masuknya injil Tuhan ke Simalungun, tidak bisa dipungkiri kehadiran dan peran serta wadah Gereja Kristen Protestan Simalungun-GKPS sangatlah bermanfaat didalam pengembangan sumber daya manusia rohaniah yang tangguh untuk membuka mata para Sisip-on supaya jangan lagi tertidur terlalu siang menyongsong hari yang cerah serta meninggalkan cerita indah buat generasi berikutnya, pun menepis anggapan bahwa bangsa Simalungun terlalu sabar sehingga dikelabui oleh orang yang berkepentingan. Ayo bangsaku bangkit, bersatu, sa-ahap, derapkan langkahmu menginjak bumi yang sangat indah pemberian-NYA.
GKPS….jasa-mu telah bersinar, jangan bosan membimbing umat-mu yang begitu banyak, jangan biarkan umat-mu sebagai penonton ditanah kelahirannya sendiri , berikan kepastian dan jaminan serta percaya diri , hilangkan dari kami semua arogansi yang menganggap diri lebih tinggi dari pada orang lain…..semua itu demi bangsa-ku Simalungun, Gerejaku Simalungun dan negeriku inesia. Dirg
LONG BEACH – AJIBATA , PARIWISATA MASA DEPAN
Hamparan pasir putih yang membentang luas dan indahnya langit biru menambah ke-eksotis-an pemandangan disekitar Long Beach yang terletak di kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir. Pantai ini tidak kalah bila dibandingkan dengan pantai yang ada disekeliling Danau Toba.
Air danau yang jernih ( belum tercemar ), membuat kita ingin berlama-lama berjemur di pantai ini. Kita bisa menyaksikan ikan mujahir dan ikan mas, udang, karena airnya yang sangat jernih sampai kedasar danau. Ditambah lagi keramah-tamahan masyarakat sebagai pendukung utama.
Long Beach juga tepat dijadikan untuk wisata bagi keluarga, wisata rohani, karena suasananya sejuk dan alamnya asri.
Seperti penuturan Ibu Desriani br purba kepada penulis disela – sela acara Wisata Rohani keluarga Kristen Rumah Sakit Horas Insani – Pematang Siantar, pada bulan Agustus yang lalu, “ Saya tidak menyangka disini ada tempat yang strategis, pantainya berpasir, alamnya sejuk, karena selama ini yang tersohor hanya Parapat saja, tempat ini cocok dijadikan pariwisata masa depan” .
Memang letak obyek wisata ini sangat strategis, bagi anda yang mau berpesiar ke Pulau Samosir, pelabuhan penyeberangan hanya puluhan meter saja.
Ketika senja hari tiba, sungguh indah untuk menikmati “ sunset
“ ( Matahari Terbenam ) bersama keluarga dengan duduk di pantai dan di pondok-pondok yang tersedia. Anda juga bisa menyaksikan keelokan sang surya yang memberikan paduan warna kuning kemerahan saat sang surya kembali keperaduannya.
Jadi bila anda jenuh dan pikiran terasa penat setelah kerja berhari-hari yang tentu saja menyita tenaga dan pikiran, coba untuk berkunjung ke Long Beach. Alam yang indah akan membawa kesegaran bagi jiwa, yakinlah keakraban dan keramah-tamahan menjadi ciri khas masyarakat setempat, hal ini terlihat dari tata cara mereka menyambut para tamu-tamu yang datang.
Perihal arus transportasi, tempat ini telah terjangkau dan lancar, serta jarak dari Medan ± 4 jam dan dari kota Pematang Siantar ± 1 jam.
Harapan dan impian long Beach-Ajibata, menjadi pariwisata masa depan tentunya harus ada dukungan dari pemerintah setempat. Semoga terwujud. Penulis berdiam dan pekerja pariwisata dikawasan Danau Toba.
OBYEK WISATA TANJUNG UNTA RIWAYATMU KINI “
Pertengahan Agustus 2003 lalu, penulis singgah sebentar di Tanjung Unta yaitu salah satu obyek wisata yang terletak persis dipinggiran Danau Toba, tidak jauh dari obyek wisata Tigaras dan Dolog Simarjarunjung.
Alangkah terkejutnya ketika melihat obyek wisata yang menjadi asset Simalungun ini terlantar sepertinya tidak bertuan, sepi pengunjung , sementara 5 tahun yang lalu obyek ini masih terawat dan banyak dikunjungi oleh turis. Yang tersisa sekarang panorama nan indah serta hembusan angin segar.
Ketika penulis berbincang-bincang dengan salah seorang masyarakat, Br Saragih mengakui salah satu penyebab kurangnya minat wisatawan berkunjung ketempat tersebut karena tidak adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya hiburan baik itu bernuansa budaya maupun olahraga yang disuguhkan untuk tamu – tamu yang datang.
“ Coba bapak lihat di kota Parapat dan Haranggaol , disana sering diadakan kegiatan yang disuguhkan bagi pengunjung tetapi yang datang belum seperti yang kita harapkan, sedangkan disini sama sekali tidak ada kegiatan, yaa.a….inilah kondisinya” akunya .
Lain halnya menurut salah seorang pemuda setempat yang peduli akan eksistensi obyek wisata Tanjung Unta ini, menurutnya disamping krisis yang berkepanjangan yang belum berakhir ini, pihak pemerintah Kabupaten kurang serius mengembangkannya, sepertinya ada ketidak merataan dengan obyek – obyek wisata yang lain. Rencana strategis ( Renstra ) Bupati sama sekali tidak terasa bagi masyarakat sekitar. Harapan Pria marga Damanik ini, hendaknya potensi alam yang dimiliki Tanjung Unta tidak dibiarkan begitu saja melainkan diberdayakan, promosi dilakukan secara kontinu, karena selama ini pemuda setempat bersama tokoh-tokoh adat selalu mendukung program yang ada dan mau bekerjasama asalkan tujuannya mensejahterakan masyarakat.
Memang fakta menunjukkan obyek-obyek wisata yang ada sekarang ini di Kabupaten Simalungun sudah banyak yang tidak bergairah lagi, bahkan bisa mati kalau dibiarkan begitu saja. Untuk menghidupkan kembali masa kejayaan Industri Pariwisata ini butuh kesadaran semua pihak dan harus satu tekad dan persepsi untuk mengelolanya karena potensi yang dimiliki Tanjung Unta ini sangatlah menjanjikan untuk dijadikan pariwisata masa depan ( Belum tercemar ), tidak jauh dari Rumah Bolon di Purba, dari kota parapat bisa menikmati pemandangan indah Danau Toba dan pulau Samosir juga kalau kita dari pematang Siantar bisa melewati Wisata Agro Kebun Teh Sidamanik serta yang paling utama masyarakatnya selalu ramah tamah.
Sebenarnya pada tahun 90-an telah ada program yang baik dalam pengembangan Daerah Tujuan Wisata ini yaitu dengan diresmikannya satu restaurant terapung yang jaraknya dari Tanjung Unta hanya beberapa meter saja tetapi program itu tidak jalan , kita tidak tau salahnya dimana padahal peresmiannya sangat meriah seperti yang disaksikan penulis sendiri, yang mana pada saat itu untuk peresmiannya diikuti oleh para pejabat , puluhan Wisman ( Wisatawan Mancanegara ) juga turun langsung yang dihandle oleh satu travel biro dari Medan, singkatnya hari itu masyarakat memang dilibatkan langsung untuk pengembangan pariwisata dikampung mereka sendiri, mereka rela meninggalkan sawah ladang untuk menunjukkan pada pihak-pihak terkait bahwa siap bekerjasama untuk pengembangan pariwisata.
Menurut penulis Salah satu resep untuk menggairahkan kembali kancah pariwisata Tanjung Unta adalah adanya pihak baik itu pemerintah maupun swasta yang betul-betul terpanggil atau terketuk hatinya untuk berbuat yang selalu bekerjasama dengan masyarakat setempat, hal ini bertujuan untuk menjaring wisatawan supaya berkunjung ke obyek wisata tersebut. Salah satu contoh konkrit, di Parapat managemen Hotel Niagara benar-benar mendukung sektor pariwisata dengan cara membuat terobosan-terobosan seperti pengadaan Agrowisata disekitar hotelnya dan selalu membuat promosi-promosi lewat media yang selalu memakai slogan “ Ayo ke Parapat “ , memang bentuk promosi ini nampaknya sepele tapi khasiatnya sangatlah bermanfaat bagi pengembangan industri pariwisata Parapat, secara langsung tamu diajak untuk berkunjung ingin tau ada apa di Parapat dan nilai positif managemen hotel tersebut adanya kepedulian terhadap kelangsungan hidup sektor pariwisata di Simalungun .
Nah, bagaimana dengan Tanjung Unta??? Adakah pihak yang mau perduli akan keindahan panoramamu, atau paling tidak merindukan angin segarmu??? Ayo Ke Tanjung Unta !!!
note: kode SS singkatan dari surat kabar SUARA SIMALUNGUN